الاثنين، 21 يونيو 2021

Kontribusi Wartawan Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru Di Destinasi Wisata

Jakarta (Wisata Indonesia) – Peran wartawan di masa adaptasi kebiasan baru (AKB), guna turut membantu sosialisasi menerapkan protokol kesehatan (prokes) di masa pandemi Covid-19, begitu nyata. Terlebih di sektor pariwisata, sebagai salah satu bidang yang terdampak. Hal ini yang dibahas dalam diskusi "Jurnalisme Pariwisata di Era New Normal" di Hotel Millenium, Jakarta (20/11), diinisiasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf).

Diskusi tersebut menghadirkan Ketua Forum Wartawan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Forwaparekraf Johan Sompotan, Sekretaris Kemenparekraf/Sekretaris Utama Baparekraf Ni Wayan Giri Adnyani, Staf Khusus Komunikasi sekaligus Juru Bicara Kemenparekraf/Baparekraf Prabu Revolusi, dan Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf Agustini Rahayu.

Johan Sompotan, Ketua Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Forwaparekraf menyebut, insan media yang tergabung di dalamnya turut berperan aktif turun langsung ke lapangan, melakukan peliputan serta memberitakan tentang upaya daerah menerapkan prokes serta berbagai tantangan yang dihadapi di masa AKB. “Terima kasih kepada  seluruh jajaran Kemenparekraf yang selalu mendukung kegiatan kami di era pandemi Covid-19,” ucap Johan.

Beberapa daerah yang dikunjungi Forwaparekraf yang beranggotakan 99 anggota aktif wartawan dari berbagai media massa (cetak, elektronik, radio dan online), seperti Bandung, Cirebon, Kuningan, Semarang, Magelang hingga Bangka-Belitung. “Agar kami dapat menginformasikan kepada masyarakat bahwa kunjungan ke lokasi wisata sudah dimungkinkan dan seperti apa syaratnya berwisata tetap aman di masa pandemi,” tambah Johan.

Diakui Johan, masih banyak pelaku usaha parekraf maupun warga setempat yang belum berdisiplin dalam menjalani prokes, seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak dalam kegiatan. Padahal bila dijalani dengan teratur, sangat berdampak positif bagi iklim usaha parekraf di daerah tersebut. Karena wisatawan yang datang pun menjadi nyaman melihat daerah wisata yang dikunjungi sudah menerapkan prokes yang benar.

Kemenparekraf dan wartawan selalu bekerja sama sebarkan jurnalisme pariwisata 


Kemenparekraf sendiri sejak awal sudah sosialisasi soal prokes berbasis CHSE (cleanlinnes, health, safety and environment sustainability), yang intinya memelihara lingkungan sehat, aman dan nyaman. Agustini Rahayu juga menyebut, pihaknya selalu memberikan pelayanan prima tentang informasi seputar parekraf.

"Karenanya kami menyikapi dengan melakukan penyesuaian pola komunikasi terhadap masyarakat dan tidak terkecuali media sebagai salah satu mitra penting Biro Komunikasi dalam menyampaikan kebijakan dan program kementerian dalam upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," terang Ayu, sapaan akrab Agustini Rahayu.

Menurut Ayu, sejak awal terjadinya krisis pandemi Covid-19, pihaknya segera memaksimalkan fungsi crisis center untuk memberikan informasi bagi seluruh pemangku kepentingan parekraf. Termasuk membentuk satuan tugas (task force) sebagai jembatan komunikasi ke media, agar mendapatkan informasi yang tepat dari kebijakan Kemenparekraf/Baparekraf. Dan, pemanfaatan teknologi artificial intelligence (AI) dengan menghadirkan chatbot, guna memberikan layanan informasi dan pengaduan publik selama 24 jam dan terintegrasi dengan sistem lain yang ada di biro komunikasi.

Intinya, “memudahkan masyarakat untuk permohonan informasi dan memudahkan biro komunikasi untuk menyampaikan informasi ke masyarakat," jelas Ayu. Oleh karenanya, sinergi Kemenparekraf dengan insan media menjadi sangat penting dalam sosialisasi prokes kepada masyarakat di berbagai destinasi wisata (ag/ma).

Foto: Istimewa