Intip Potensi Kuliner Lokal Labuan Bajo
Kuliner lokal bila ditampilkan secara higienis dimasa pandemi pasti menarik wisatawan |
Labuan Bajo (Wisata Indonesia) – Kalau jalan-jalan ke Labuan Bajo, di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), jangan lupa menikmati kuliner lokalnya. Sebut saja Sekang Pojok, Salad Monika, Coto Makassar/Gorengan Mama Henny, Thirteen Chicks, Sinaluna Coffee, Kebab Balala, Sate Suramadu, Putri Cendol, Kopi Mane, Indo Latifa, dan Warung Sernaru, adalah sederet kuliner yang bisa dijajal.
Itu sebabnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) bikin acara "Launching Bedah Gerai Kuliner dan Inkubasi Kuliner" di Labuan Square, Labuan Bajo, NTT (3/12).
Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Inovasi dan Kreativitas Kemenparekraf/Baparekraf, Josua Puji Mulia Simanjuntak mengatakan, Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super prioritas, perlu memiliki wisata kuliner khas lokal yang didukung pelaku kuliner masyarakat setempat dengan gerai unik yang merepresentasikan tradisi dan budaya lokal.
“Maka kami menginisiasi Bedah Gerai Kuliner. Apalagi kuliner banyak melibatkan sektor-sektor kreatif lain. Misalnya restoran itu dibangun arsitek dan interiornya perlu desain yang nyaman bagi tamu serta desain visual yang menarik di daftar menunya,” ujar Josua.
Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Muhammad Neil El Himam menambahkan, pelaku ekraf masih menemui kendala di lapangan dalam menjalankan usahanya. Untuk itu pemerintah turut memfasilitasi dengan kebijakan atau program yang dapat membantu para pelaku ekonomi kreatif agar dapat terus berkembang.
Bedah Gerai Kuliner dilaksanakan untuk mengubah gerai-gerai yang ikut serta dalam program ini agar dapat menampung dan melayani wisatawan yang datang dengan tampilan lebih baik. “Pascapandemi Covid-19 pariwisata diharapkan kembali menggeliat dan banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung maka kita harus mulai mempersiapkan diri untuk menjadi destinasi yang premium,” tambahnya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, Augustinus Rinus menekankan, masyarakat Manggarai Barat, terutama Labuan Bajo, harus ikut serta berperan aktif dalam menggali potensi parekraf untuk menggerakkan roda perekonomian. “Mari kita bergerak, kita harus bisa. Jangan sampai kita menjadi penonton di negeri kita sendiri,” ajaknya (ag/ma).
Foto: Istimewa