Senin, 21 Juni 2021

Labuan Bajo Tampilkan Keunikan Khas Lokal Melalui “Aksilarasi”

Labuan Bajo tak hanya menjual keindahan alam, tapi juga Kearifan Lokalnya
Labuan Bajo (Wisata Indonesia) – “Keberagaman dan kebudayaan itu adalah esensi dari wisata premium. Kami akan mengemas produk para pelaku industri kreatif hingga lima tahun ke depan. Kami akan mendampingi sehingga menghasilkan produk kreatif baru, yang nantinya akan menjadi ikon identitas dari Labuan Bajo, Flores,” ucap Shana Fatina, Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores/BOPLBF (18/11).

Labuan Bajoi sebagai destinasi wisata premium atau super prioritas, oleh Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melalui program Aksilarasi (Aksi Selaras Sinergi) terus menggali potensi lokal dan identitas parekraf khas. Tujuannya, menciptakan pengalaman wisata yang khas, sehingga dapat meningkatkan jumlah wisatawan.

Program aksilarasi merupakan salah satu komitmen Kemenparekraf dalam melakukan pendampingan dan penciptaan produk kreatif di destinasi super prioritas agar masyarakat setempat mampu menciptakan produk kreatif unggulan di subsektor seni musik, seni pertunjukan, seni rupa, dan penerbitan.

Labuan Bajo telah ditetapkan sebagai empat besar destinasi super prioritas,  pintu masuk kawasan situs warisan dunia (World Heritage Site Unesco) - Taman Nasional Komodo, hingga menjadi lokasi penyelenggaraan sejumlah agenda internasional, seperti G20 Summit dan ASEAN Summit pada 2023. Sehingga diperlukan kekhasan dan identitas di labuan Labuan Bajo yang tidak hanya mengandalkan keindahan alam saja.

Program aksilarasi akan dilaksanakan selama lima tahun dengan tahapan pertahun yang telah direncanakan dengan proses pendampingan terhadap komunitas/kelompok/masyarakat.  Kami mengemas apa yang ada di sini untuk dipromosikan kepada wisatawan dan menjadi produk wisata yang solid sehingga orang ke Labuan Bajo langsung memiliki kenangan tersendiri. Jadi membangun kenangan ketika mereka ke Labuan Bajo,” sambung Shana.

Program Aksilarasi berdayakan kearifan lokal masyarakat Labuan Bajo 

Dengan cara seperti, masyarakat lokal pun ikut diberdayakan. Shana menyebut kolaborasi itu penting bagi sebuah komunitas kreatif khususnya di Labuan Bajo yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai destinasi wisata super prioritas.

Sejumlah karya yang dihasilkan pada 2020 dari masyarakat Labuan Bajo, diantaranya meliputi seni musik sebanyak 3 karya yakni Sompo, Flores Human Orchestra, dan Labuan Bajo World Band. Lalu ada seni pertunjukan sebanyak 8 karya yang terdiri dari 3 tari berbasis tradisi, 2 tarian animal pop komodo, dan seni pertunjukan teater.

Kemudian terdapat naskah yang terdiri dari, cerita rakyat, pertunjukan kolosal. Ada pula seni rupa berupa site specific.  Terakhir, ada 4 karya penerbitan yang terdiri dari 3 dummy buku seri mengenal Labuan Bajo, dan 1 peta jelajah Labuan Bajo (ma/pn).

Foto: Istimewa