Program “ULIK 2020”, Ingatkan Wisatawan Disiplin Terapkan Prokes
Meski kita harus bepergian dimasa pandemi, tetap disiplin dengan protokol kesehatan |
Kemenparekraf/Baparekraf buat acara “ULIK 2020” (Ulas Balik) bersama key opinion leader secara daring ( LIVE), melalui akun resmi Instagram Kemenparekraf dan @pesonaid_travel, pada 13 Desember 2020, bertujuan mengulas kembali pengalaman key opinion leader dalam melakukan perjalanan wisata di masa pandemi.
Selain itu, kegiatan Ulas Balik ini juga dimaksud untuk mengingatkan serta memberikan edukasi kepada seluruh stakeholder dan wisatawan untuk tetap menerapkan Prokes, kebersihan, kesehatan, keamanan dan lingkungan lestari (CHSE) sesuai dengan kampanye InDOnesia CARE yang digaungkan oleh Kemenparekraf.
Key opinion leader, Febrian, menceritakan saat pertama kali ketika melakukan travelling ke Bali di masa pandemi, menjadi pengalaman baru bagi dirinya. Ia mengungkapkan sebelum dan setelah pergi wisatawan wajib melakukan tes PCR atau swab dan rapid, demi memastikan kesehatan diri sendiri dan keselamatan orang lain, khususnya yang tinggal bersama dengan anggota keluarga lain di rumah. Kemudian, wisatawan juga perlu mengisi form di aplikasi eHAC Indonesia.
Ia juga menjelaskan, penerapan Prokes yang berlaku di bandara, pesawat, restoran, hotel, maupun destinasi pariwisata di Bali ternyata sudah sangat baik dan sesuai dengan standar adaptasi kebiasaan baru, seperti mencuci tangan atau tersedianya hand sanitizer, cek suhu tubuh sebelum masuk destinasi, antre berjarak sesuai dengan signage yang telah dibuat, serta wisatawan wajib memakai masker.
Ia juga memberikan rekomendasi tempat wisata yang telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik, seperti tempat wisata yang bertema advanture yaitu Bali, Labuan Bajo, Gunung Bromo, Banyuwangi, dan Lombok. Sedangkan, untuk destinasi yang cocok dikunjungi bersama dengan keluarga antara lain Bintan, Danau Toba, dan Joglosemar (Yogyakarta, Solo dan Semarang).
“Kita juga perlu menghindari kerumunan, agar tidak terjadi kluster baru penyebaran COVID-19. Jangan sampai tempat dan fasilitasnya sudah baik menerapkan protokol, tapi kita sebagai wisatawan malah tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan. Jadi, memang harus bersinergi satu sama lain,” ungkap Febrian (vh/lw).
Foto: Istimewa