Senin, 21 Juni 2021

Borobudur Highland Sajikan Kekayaan Alam Dan Budaya

Pesona Borobudur terus dikembangkan dengan mengedepaqnkan ecotourism
Komplek Candi Borobudur akan diperkaya dengan sarana pariwisata lainnya, yang bernuansa ecotourism atau lebih bernuansa merawat alam. Namanya Borobudur Highland,  yang menjadi zona otoritas Badan Otorita Borobudur, di atas lahan seluas 309 hektare dengan 295 hektare berstatus kerja sama dengan Perhutani. dan 50 hektare berstatus HPL (hak pengguna lain) dengan potensi investasi sebesar Rp1,5 triliun.

Menparekraf Sandiaga Uno saat mengunjungi Deloano Glamping di Kabupaten Purworejo yang menjadi salah satu showcase pengembangan pariwisata di Borobudur Highland (12/3), memuji pengembangan Borobudur Highland yang berbasis ecotourism sehingga bisa mendorong pariwisata berkelanjutan. "Kita mengapresiasi betul setelah melihat potensi yang luar biasa di sini dan akan kita percepat sebagai salah satu pengembangan ecotourism yang berkelanjutan. Serta memberikan lapangan kerja dan membuka peluang-peluang usaha bagi masyarakat Magelang, Purworejo, dan Kulonprogo," kata Sandiaga.

Borobudur Highland masuk dalam 5 Destinasi Super Prioritas, Tampak hadir Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo, Wakil Bupati Purworejo Yuli Hastuti, serta Direktur Utama Badan Otorita Borobudur (BOB) Indah Juanita.

"Saya juga mengingatkan Direktur BOB Indah Juanita agar dalam proses pembangunannya tidak menebang pohon. Namun apabila menebang satu pohon harus menanam kembali 16 pohon," jelas Sandiaga. Langkah percepatan di salah satu 5 DSP tersebut akan ada penandatanganan letters of intent dengan para investor dan komitmen dengan kementerian PUPR untuk pembangunan jalannya.

Kekayaan budaya sekitar Borobudur juga dikagumi para wisatawan 

"Ini adalah era baru pariwisata berbasis alam terbuka juga nature dan culture semoga bisa Borobudur Highland ini dapat terhubung dengan desa wisata dan dapat bertambah makmur serta anak-anak mudanya tambah melek teknologi sehingga dapat dipasarkan dan membawa keberkahan," tambahnya.

Sementara Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo menambahkan, "saya kedua kalinya ke sini, jalannya memang sangat berliku-liku. Namun tetap indah, tetap sejuk, masih tetap luar biasa dan kita bersama-sama masih bisa melihat kau potensi kedepannya. Terkait pengembangan jalan itu harus kita perjuangkan kedepan, dan perlu digarisbawahi keselamatan wisatawan, perlu jadi fokus utama kita" (ag/ma