Minggu, 20 Juni 2021

Desa Cibuntu, Dari Galian Pasir Jadi Obyek Wisata


 "Walaupun dulu tempat ini menjadi tempat eksplorasi atau galian, tetapi Allah masih memberi keberkahan. Alhamdulillah ditunjang dengan fasilitas yang memadai, ditambah tahun ini akan ada pembangunan fasilitas lainnya, seperti aula, joglo, mushola, dan fasilitas sarana dan prasarana lainnya," ujar Bupati Kuningan, Jawa Barat, Acep Purnama, saat menerima kedatangan rombongan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Menparekraf Sandiaga Uno (31/5).


Desa wisata Cibuntu berjarak 17 kilometer dari Kota Kuningan, Jawa Barat, terletak di kaki gunung Ciremai dengan menyajikan pesona alam hamparan hijau persawahan dan hutan bambu serta daya tarik alam lainnya.

Desa wisata yang diresmikan pada 2012 itu dikenal dengan keindahan alamnya, mulai dari Air Terjun Gongseng hingga camping ground dilengkapi dengan fasilitas toilet bersih yang ramah bagi wisatawan. Bagi yang menyukai sejarah, Desa Wisata Cibuntu juga terkenal dengan situs Saurip Kidul, Bujal Dayeuh, dan Hulu Dayeuh yang di dalamnya terdapat peninggalan berupa arca pada masa Kerajaan Hindu-Budha.

Wisatawan bisa jajal menginap di tenda dengan panorama yang indah
Menparekraf memuji pesona Desa Wisata Cibuntu, dan mendukungnya untuk ikut dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Keunggulan sektor wisata dapat menjadi simbol kebangkitan ekonomi nasional di tengah pandemi COVID-19. Lantaran desa wisata mampu menggerakkan ekonomi masyarakat secara langsung.

Keunikan lain di desa ini, tampak dari kejauhan deretan rumah beratap genteng mirip sekali dengan permukiman warga. Namun ternyata dihuni sebagai kandang domba, ternak warga yang dulunya berada di dekat rumahnya, dipindahkan lantaran terdapat aturan dari pemerintah. Masyarakat pun sepakat untuk memindahkan ternaknya. Alhasil, saat ini menjadi daya tarik wisatawan yang datang ke Desa Wisata Cibuntu dengan nama Kampung Domba.

Pada 2016,  Cibuntu meraih penghargaan sebagai salah satu dari 5 Desa Terbaik dalam bidang homestay di tingkat ASEAN, sehingga sampai saat ini masyarakat desa berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan dan penyediaan akomodasi yang tetap menerapkan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment).

Acep Purnama menyebut, Desa Wisata yang berhasil meraih penghargaan dari Kemenparekraf ini menerapkan konsep Community Based Tourism (CBT) ke-2 di Indonesia, merupakan salah satu dari 25 desa wisata yang ditargetkan Pemda Kuningan untuk dikembangkan. "Kami memiliki target mengembangkan 25 desa wisata. Tapi saat ini sudah melebihi target menjadi 47 desa wisata. Sesuai dengan visi Jawa Barat juara dan bermuara kepada Indonesia maju," beber Bupati.

Selain itu Acep juga menceritakan, kondisi desa dahulunya adalah tempat eksplorasi atau galian. Lantaran masyarakat sadar dan didukung oleh berbagai pihak maka Desa Wisata Cibuntu bisa menjadi seperti saat ini (ma/ad).