KEK Tanjung Lesung Gairahkan Pariwisata Banten
Tanjung Lesung miliki potensi wisata lengkap, termasuk menyelam |
Selain tol Serang-Panimbang, dibutuhkan juga jalan penunjang lainnya, sehingga kawasan wisata seperti ke Anyer, Baduy, dan Desa Cikeusik bisa terintegrasi. Jadi tidak hanya point to point, tapi juga harus melakukan pendekatan yang lebih holistik, karena infrastruktur harus berkeadilan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Dalam kunjungannya beberapa hari ke Banten, Sandiaga melihat pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus/KEK Tanjung Lesung berkembang pesat. Berdiri di atas lahan 1.500 hektare dengan potensi pariwisata yang beragam, antara lain keindahan alam pantai, keragaman flora dan fauna, serta kekayaan budaya yang eksotis, Tanjung Lesung memiliki beragam atraksi wisata seperti jetski, banana atau donut boat, naik stand up paddle board, snorkeling, diving, mancing, bersepeda, ATV, golf, dan wisata kuliner.
Tanjung Lesung merupakan KEK Pariwisata pertama dari 10 KEK di Indonesia yang telah diresmikan Presiden Jokowi dan mulai beroperasi sejak Februari 2015. Presiden Jokowi langsung menargetkan untuk mempercepat aksesibilitas dari Jakarta ke Tanjung Lesung dengan membangun jalan tol baru Serang-Panimbang sepanjang 84 km.
Menparekraf Sandiaga Uno melihat berbagai fasilitas di KEK Tanjung lesung |
Seksi I direncanakan beroperasi pada pertengahan 2021 dengan jalan tol sepanjang 26 km. Pada 2022 jalan tol tersebut rencana sudah dibuka hingga Panimbang. Jadi dari Jakarta ke Tanjung Lesung diperkirakan ditempuh selama 2 jam perjalanan. KEK Tanjung Lesung akan mampu menarik investasi sebesar Rp92,4 triliun dan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 85.000 orang hingga 2025.
“KEK Tanjung Lesung merupakan salah satu KEK Pariwisata pertama menggabungkan seluruh elemen dari pilar-pilar yang ingin kita bangun. Pertama semangat optimisme bahwa pariwisata dan ekonomi kreatif akan bangkit, dengan menghadirkan berbagai event menarik. Kedua, membuka peluang melalui inovasi, adaptasi, dan kolaborasi dengan mendorong UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital. Ketiga desa wisata ikut terlibat dalam pengembangan kawasan ini. Dan terakhir adalah bagian dari pada wisata minat khusus dihadirkan di kawasan ini, seperti sport tourism dan eco-tourism,” jelas Sandiaga.
Pengembangan dan penguatan kapasitas SDM di bidang parekraf menjadi target prioritas dalam upaya pemulihan ekonomi yang saat ini terus digalakkan pemerintah. Program scaling up SDM meliputi pemberian training, workshop, hingga program padat karya bagi masyarakat setempat di kawasan Tanjung Lesung.
Dalam kesempatan itu, Direktur Utama PT. Banten West Java, Poernomo Siswoprasetijo berharap kawasan Tanjung Lesung mampu menjadi lokomotif pariwisata di Provinsi Banten. Jadi atraksi wisata yang dekat dengan KEK seperti Gunung Krakatau, Ujung Kulon, Banten Lama, dan Baduy juga memperoleh manfaatnya.
“Sudah ada beberapa investor yang berkomitmen untuk pengembangan KEK Tanjung Lesung, seperti Faunaland dari Group Mercure, Golf dan juga ada beberapa support dari pemerintah untuk pelaku UMKM, yang kita harapkan juga bisa menjadi bagian dari pengembangan pariwisata di kawasan Tanjung Lesung,” terang Poernomo (ag/dh).